Membaca yang terlewat

Seri Kesepuluh

"Dunia sudah sampai pada tingkat keruwetan yang tak terkirakan. Saking tak terurainya sehingga hampir-hampir menyerupai persoalan mistik. Lalu-lintas kejadian aneh dan memilukan terselenggara tiap hari. Berita--berita dan isu-isu global beserta misterinya makin memenuhi angkasa."

"Dan eksistensimu sebagai manusia, telah sejak lama dituntut Tuhan untuk sanggup membaca dan menemukan nilai-nilai dibalik semesta maha rumit ini. Hal itu tidak berlebihan kok. Sebab Tuhan juga menyediakan onderdil dan perangkatnya lengkap. Otak dan hati."

"Maka otak harus bekerja sekeras-kerasnya, secepat-cepatnya, otak tak boleh tidur, bahkan otak harus lebih cepat dari waktu dan cahaya. Meski otak tak bisa menjelaskan apa-apa tentang Tuhannya, otak berguru pada hati, hati hanya bisa berkiblat kepada Tuhannya. Otak membantunya. Otak harus selalu berevolusi."

"Apakah engkau takut dan gagap dihadapan doktrin "otak manusia terbatas"? Jangan hina Tuhan yang telah menciptakan karya maha ajaib ini. Yang kekompleksanya tak tertandingi oleh produk manusia disebelah bumi manapun dan zaman apapun."

"Sesungguhnya para penyeru "otak manusia terbatas" adalah sekumpulan besar penyumbang kestagnasian manusia di bumi Tuhan yang membutuhkan analisa total."

"Otak melahap semuanya. Otak seperti api. Otak bisa menampung informasi sejak usia anak2 sampai puluhan tahun setelahnya. Otak adalah raungan maha luas yang belum betul-betul engkau eksplorasi kelapangannya."

"Dan engkau membiarkan bite-bite informsi berlari melewatimu waktu demi waktu."

"Bayarannya adalah kebodohan."

"Dan saatnya untuk menebus kembali. Maka Mau tak mau engkau harus membaca yang terlewati."

0 comments: