your heart is a scanner

Seri Keempat

Obrolan hati

"kemarin malam kita obrol-obrol tentang kebingunganmu: kenapa tak tau apa yang mesti dikerjakan, buntu, tidak punya rencana, bla-bla-bla mengenai kebodohan pikiran."

"Sedikit tersinggung dalam obrolan semalaman adalah perilaku scan diri: Upaya menemukan faktor-faktor yang mengantarkanmu menuju ketidakberdayaan terhadap ujian-ujian hidup, melakukan pekerjaan sejenis norton atau eset nod 32 anti virus. Ini serius. Bukan analogi, qiyas-qiyas, atau perumpaan-perumpaan nyinyir terhadap penemuan system modern macam antivirus-antivirus itu."

"Scan diri adalah jalan keluar dari keruwetan-keruwetan lahiriahmu yang timbul dari faktor yang lebih inner. engkau menyapu potensi-potensi jahat dalam dirimu, menetralisir, mengkarantinakannya sehingga engkau aman dari kemungkinanan jangkauan dan pengaruh potensi-potensi tersebut."

"Bahasa awamnya introspeksi. Artinya engkau berhenti sejenak untuk memisahkan diri dari raga kasarmu, mengamatinya dengan pandangan yang jujur, menghakimi khilaf secara objektif dan menemukan formula islah yang tepat. Introspeksi tidak hanya mengakui tetapi membenahi. sebagaimana scan tidak hanya menemukan melainkan membetulkan."

"Menscan diri itu tidak wah. biasa saja. Bisa dilakukan kapan saja dan tidak bayar. Tak perlu username serta kode-kode rumit, tak membutuhkan update, juga tak harus connect ke internet atau jaringan-jaringan apapun. sebab hati dan otakmu mengandung wireless yang Tuhan sendiri merancangnya supaya mampu menangkap update-update ilham harian dariNya. dua alat itu ampuh untuk mengerjakan scan".

"Maka mari sama-sama menscan."



bisikan di telingamu
Seri Kelima

Tegur sapa hati

"Jim, kapan-kapan kita urus lagi bangunan-bangunan sejarahmu. aku sangat siap menemanimu untuk itu. aku tidak tidur kok. senantiasa mengamatimu. kau under control sebetulnya, kalau saja tak kau lanjutkan kebiasaanmu menindasku. Namun tak soal, sekerap apapun penindasan itu, tak akan sampai mengakibatkan aku musnah sirna. Pada momentum tertentu, kondisi psikologis tertentu, aku tetap akan sanggup nongol, menyeruak dan mempengaruhi. tidak pernah bisa benar-benar kau hilangkan."

"Dan lagi-lagi, lagi-lagi aku melihatmu terpaku."

"Engkau merasa tak punya jalan yang jelas lagi. Engkau di buntu oleh kebodohan-kebodohan, oleh kemubadziran yang sukses engkau selenggarakan, dalam detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, windu...dalam rentang waktu yang Tuhan kasihkan kepadamu? Engkau tak mampu bercakap-cakap secara jernih dengan dirimu sendiri. sehingga hidupmu membuih. Bergerak tanpa arah? terombang ambing oleh kekuatan besar yang tak pernah bisa benar-benar kau pahami?"

"Lalu sekarang engkau tak sanggup menatap hidupmu sendiri? engkau berada didaerah asing yang kau sendiri tak kenali? Dan engkau muak dengan ketidak jelasan mengenai apa yang mesti engkau kerjakan? engkau sesali kedunguan-kedunguan itu. Engkau ikrarkan pengibaran bendera kebangkitan? Namun tak sanggup memulai dari mana?"

"Sini, kubisikan sesuatu ke telingamu. Mari menemukan kembali alamat kita. Semua sudah di konsep sama yang Maha mengonsep. Tugas kita tinggal mengerjakan konsep itu. jangan kuatir jim, ini konsep bukan diktator. ia semacam outline yang membimbing kita. Tidak membatasi, tetapi mengamankan. Sekarang tinggal susun tenaga untuk bergerak, bekerja. Kita perlu bekerja masalahnya. Mikir itu bekerja juga. Kalau perlu sambil tidurpun terus bekerja. Terus mikir. Terus merenung. Terus mendaftari penyakit kita, untuk kita temukan sendiri obatnya."

Tapi celaka, penyakitmu itu ternyata adalah tabdzir. Membuang-buang. Entah waktu entah tenaga--dan banyak hal lain lagi--. Namun bukan untuk sesuatu yang substansial. tidak berisi dan sangat remeh temeh. Ayolah, act like an adult, supaya kelak di suatu masa yang jauh kau tak sengsara.

0 comments: